Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 28 November 2015

Teks Prosedur Kompleks

Pengertian Teks Prosedur Kompleks
Teks prosedur kompleks adalah teks atau bacaan yang menunjukkan tahap-tahap atau langkah-langkah yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tahap-tahap ini harus dilakukan secara benar dan runtut agar hasil yang diinginkan tercapai secara maksimal.
Pelaksanaan secara urut atas tahap-tahap ini menunjukkan bahwa seseorang itu tahu dan taat pada peraturan. Tahap atau langkah-langkah ini merupakan urutan yang tidak dapat diubah susunannya. Itulah sebabnya teks semacam ini disebut teks prosedur kompleks. Jika diubah urutannya akan menjadi tidak prosedural atau tidak sesuai dengan aturan.

Struktur Teks Prosedur Kompleks
Struktur teks prosedur kompleks terdiri dari:
1. pembukaan,
2. isi, dan
3. penutup.

 struktur dan kaidah teks prosedur kompleks.
Teks prosedur kompleks umumnya berisi petunjuk untuk melakukan sesuatu. Petunjuk- petunjuk ini biasanya diungkapkan dalam kalimat- kalimat imperatif atau kalimat perintah. Kalimat perintah memberi kesan lebih tegas dan lugas. Penggunaan kalimat perintah otomatis menggunakan kata- kata yang menyatakan perintah, larangan, maupun kata- kata yang menyatakan keharusan. Misalnya kata ambillah, tutuplah, bacalah, isilah, tidak, jaga, harus. Teks prosedur kompleks berupa rangkaian petunjuk untuk melakukan sesuatu. Dalam teks prosedur diperlukan juga kata penghubung untuk merangkai petunjuk- petunjuk tersebut, misalnya lalu, kemudian, setelah itu, dan. Di samping itu pula diperlukan beberapa kata penghubung sebagai penanda waktu, seperti satu jam, beberapa menit, sebentar. Selain itu, pilihan kata dalam teks prosedur kompleks harus kata-kata yang bermakna lugas, baku, informatif dan tidak bias.

Teks Laporan Observasi

Pengertian Teks Observasi
Teks observasi merupakan teks yang berasal dari hasil observasi atau pengamatan dan juga merupakan sebuah teks yang berisi penjabaran. Teks observasi termasuk jenis teks yang berisi penggambaran atau pendeskripsian sifat-sifat umum, ciri, atau bentuk. Contohnya seperti manusia, hewan, tumbuhan, berbagai jenis benda, dan termasuk juga berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar atau yang terjadi di seluruh alam semesta ini.
Beberapa Ciri dari Teks Observasi
Teks observasi memiliki ciri-ciri yang terdiri dari ciri-ciri umum teks dan ciri-ciri kebahasaan. Kedua ciri-ciri teks observasi tersebut adalah sebagai berikut.
Ciri umum teks observasi:
1. Isi teks bersifat objektif dan tidak memihak.
2. Harus ditulis berdasarkan fakta yang terjadi pada saat pengamatan dilakukan.
3. Isi teks tidak mengandung hal-hal yang bersifat penyimpangan, dugaan-dugaan yang tidak tepat, atau juga pemihakan terhadap sesuatu.
4. Teks observasi disajikan dalam bentuk yang menarik, tata bahasa yang baik, susunan teksnya logis, dan isi dari teks berbobot dan berkualitas.
5. Isi teks harus ditulis secara lengkap dan sempurna.
Ciri kebahasaan teks observasi:
1. Kata kerja atau verba seperti duduk, memilih, dan menggunakan.
2. Kata benda atau nomina seperti besi, hewan, dan buku.
3. Frasa verbal seperti bisa digabungkan, sudah selesai, dan bisa dikelompokkan.
4. Frasa nomina seperti ayam petelur dan orang lemah.
5. Berbagai istilah atau kata yang umum digunakan pada satu bidang tertentu misalnya garpu tala dan destilasi.
6. Kalimat yang hanya menggunakan satu verba atau disebut kalimat simpleks seperti “Doni meminjam banyak buku dari perpustakaan”.
7. Kalimat yang menggunakan dua verba atau lebih yang disebut dengan kalimat kompleks seperti “Pengantar barang tersebut menaruh dan mencatat setiap barang di gudang”.
8. Kata penghubung atau konjungsi seperti atau, dan, ketika.
9. Persamaan kata atau sinonim seperti menjangkau = meraih.
10. Lawan kata atau antonim seperti peningkatan X penurunan.
Penulisan Teks Laporan Observasi
Secara umum, langkah-langkah penulisan laporan observasi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan objek yang akan diobservasi,
2. Mengumpulkan fakta dan informasi terkait objek dengan cara-cara berikut ini.
a. melakukan pengamatan lapangan (mengamati objek secara langsung),
b. melakukan wawancara dengan narasumber yang relevan,
c. mencari informasi melalui buku, majalah, surat kabar, maupun internet.
3. Membuat kerangka laporan yang terstruktur yang terdiri atas pembukaan, pembahasan, dan penutup,
4. Mengembangkan kerangka menjadi laporan yang utuh dan lengkap,
5. Menyunting laporan sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Laporan observasi umumnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan objek yang akan dibahas, meliputi latar belakang pentingnya objek observasi, perumusan masalah, tujuan pengamatan, dan prosedur atau metode kegiatan yang digunakan.
b. Pembahasan: Bagian ini berisi uraian hasil pengamatan yang dilengkapi fakta-fakta.
Perhatikan struktur laporan observasi, yaitu definisi umum dan deskripsi bagian.
c. Penutup: Berisi penegasan tentang hasil pengamatan.
Pemaparan hasil observasi biasanya disajikan dalam kalimat-kalimat yang membentuk paragraf. Sebuah paragraf hanya memiliki satu gagasan utama yang tertuang pada kalimat utama. Kalimat utama itu dapat diletakkan di depan paragraf (deduktif) atau di belakang paragraf (induktif). Kalimat yang menjelaskan kalimat utama disebut kalimat penjelas. Kalimat penjelas biasanya ditandai dengan adanya kata ganti atau kata tunjuk yang mengacu pada salah satu bagian pada kalimat sebelumnya.

Teks Eksposisi

Definisi Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah suatu teks yang berfungsi untuk memaparkan dan menjelaskan suatu informasi. Tujuan tersebut dapat dengan mudah kita pahami berdasarkan kata bahasa Inggrisnya, yaitu expose yang berarti ‘menyingkap’ atau ‘membongkar’.
Teks eksposisi dapat berisi satu topik (permasalahan) tertentu. Topik yang berisi permasalahan tersebut lalu dikaji berdasarkan sudut pandang penulis. Di sini tugas penulis adalah berusaha membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut. 
Struktur Teks Eksposisi
Struktur teks eksposisi terdiri atas tiga bagian: (1) tesis, (2) argumentasi, dan (3) penegasan ulang.
1. Tesis
Tesis adalah bagian yang berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk pernyataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen. Dalam teks eksposisi, bagian ini merupakan bagian penting yang muncul di awal teks walau ada kemungkinan dapat diletakkan kembali pada bagian akhir (penegasan ulang).
Contoh tesis teks eksposisi
Kopi dapat membantu menjaga kesehatan mulut dan gigi.
  1. Argumentasi Argumentasi adalah bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam pengertian yang umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupa pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil temuan penelitian, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat dipercaya.
Contoh argumentasi
a. Kopi ternyata mengandung senyawa yang bersifat antibakteri sehingga dapat membunuh bakteri yang bersarang dalam mulut.
b. Kopi juga mengandung zat trigonelline yang mencegah gigi berlubang.

3. Penegasan Ulang/Simpulan
Ini adalah bagian terakhir dari struktur teks eksposisi. Bagian ini mengandung pernyataan simpulan yang menegaskan kembali tesis yang telah dikemukakan di awal teks dan dibuktikan atau diperkuat oleh unsur argumen pada poin kedua.
Contoh penegasan ulang
Kopi yang mengandung senyawa antibakteri terbukti dapat menjaga kesehatan mulut dari bakteri dan mampu mencegah gigi berlubang karena mengandung zat *trigonelline.
*
Sifat/Ciri Teks Eksposisi
Sebuah teks eksposisi, walaupun menonjolkan sisi faktual, harus tetap menunjukkan bahwa teks tersebut muncul atas dasar sudut pandang penulis. Dengan demikian, teks eksposisi dapat dilihat dari sifat kebahasaannya melalui penggunaan kata-kata yang menunjukkan sikap penulis, seperti penggunaan pronomina/ kata ganti orang (saya, kami, kita) atau penggunaan kata-kata bernada opini (seharusnya, dapat, bisa).
Selain hal di atas, teks eksposisi pun harus mampu menghubungkan fakta-fakta agar tercipta susunan yang sistematis/runut. Hal ini membuat teks eksposisi sarat dengan penggunaan konjungsi/kata sambung yang menunjukkan berbagai macam hubungan makna, seperti
a. sebab-akibat/kausalitas : dengan demikian, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi
b. pertentangan/konsesif : namun, akan tetapi, meskipun demikian
c. kronologi : kemudian, lalu, 
 

Blogger news

Blogroll

About